Memulai sesuatu yang baru tentu memiliki sensasi tersendiri. Serius!

Misalnya

Anda yang belum pernah mulai salat duha di tengah aktivitas yang dilakukan setiap hari. Dilihat dari waktu yang ada nyaris tidak ada, karena kita gunakan untuk kerja ini dan itu. Belum lagi, harus wudu lagi padahal udah berdandan. Atau pakai kita sudah super rapi.

Namun, tiba-tiba Anda punya niat menunaikannya setelah mendengarkan fadilah-fadilah duha.

Sungguh berada di posisi itu tidak nyaman banget. Benar kan? Tiba-tiba wajib menyisihkan waktu itu di tengah sejibun aktivitas yang ada. Tiba-tiba pakaian Anda harus basah dan kumal lagi. Tiba-tiba dandanannya harus dikurangi dan sebagainya.

Begitu juga menulis.

Selama ini hanya fokus ngajar dan mendidik saja. Hal ini tersebut puluhan dilakukan. Tiba-tiba harus menulis, harus membaca, harus banyak menelaah, harus mengedit ini dan itu dan sebagainya.

Sakit (beradaptasi) sudah tentu. Namun, tanpa sakit itu kita tidak berbuat apa-apa. Sakit harus kita lalui. Ibu kita tak pernah dapat melahirkan tanpa sakit. Di sana sini pasti terjadi kontraksi yang luar biasa. Dari kontraksi-kontraksi terus menciptakan kekuatan dahsyat untuk mengejan sekuat tenaga. Hingga kita lahir di dunia yang fana ini.

Menulis buku itu tidak mudah. Banyak rintangan yang menghadang. Mulai aktivitas yang super sibuk, ngurusin keluarga, ngurusin sekolah dan peserta didik. Super komplit jadinya. Namun, semua halangan itu dapat kita tundukkan dengan visi menulis yang membaja. Visi yang terpatri dalam sanubari kita.

Selanjutnya, kita berada komunitas atau group menulis yang bisa saling support berkarya. Kita bergabung dengan orang yang memiliki misi yang sama, berkarya. Hal itu akan melejitkan kemampuan kita berkali lipat.

Berikutnya, ketekunan yang stabil. Dengan ketekunan yang kita miliki, tulisan kita akan mengalami progres yang signifikan. Tulisan kita terus berkembang dan bertambah setiap harinya, hingga jadilah naskah buku kita.

Terakhir, keberhasilan menulis bukan karena kita cerdas, jago, hebat, dan sebagainya. Namun, karena ada Allah yang senantiasa memampukan kita. TanpaNya kita tak bisa berbuat apa-apa.

Salam Berkarya Berdaya

By Guru Awal

Leave a Reply